Mengenal Metode Padi SRI ( SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION )

SRI_Organik

AGROTANI.COM – Sebenarnya banyak sekali  para petani melakukan metode bercocok tanam dengan cara tradisional secara turun temurun, dengan cara tersesbut mereka menghasilkan hasil padi yang terkadang memuaskan dan kerugian yang tidak di harapkan. Mungkin anda ingin mengenal lebih jauh atau mengenali system SRI yang sekarang sudah banyak di gunakan oleh para petani moderen ataupun petani lokal.

SRI bertahun-tahun untuk membangun petani budidaya untuk tidak perlu menunggu kebimbangan atau ketakutan tanaman mati karena mengkaji ditanam hanya satu atau mati dimakan keong dan dimakan belalang atau takut rugi,  dan takut dicemoohkan oleh petani sekitarnya.  Mengapa?  Karena mereka bertani dengan hati nurani bukan hanya sekedar ingin mendapatkan hasil yang banyak.  Mempunyai potensi yang besar untuk.

Tanaman padi sebenarnya produksi dalam taraf tinggi.  Ini hanya akan dicapai menghasilkan bila kita membantu tanaman dengan kondisi yang baik untuk pertumbuhannya, hal ini bisa di lakukan dengan proses pengolahan tanah, tanaman, air, serta unsur agro-ekosistem lainya. Fakta – fakta lainya yang mengpengaruhi terhadap hasil tani adalah organik, oksigen dan mikroorganisme pada SRI.

Saat ini SRI sedang di kembangkan secara luas di Jawa Barat oleh Kementrian Pekerjaan Umum, salah satunya di delegasikan kepada Derektur Jendral Sumber Daya Air, Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung, Pejabat membuat komitmen Irigasi Dan Rawa 1 yang berkedudukan di Cirebon, Bekerjasama Teknis dan fasilitas pelatihan dan Tim pengembang SRI Jawa Barat.

Kami berharap SRI dapat teraplikasikan dengan baik di masyarakat indonesia guna membangun kemandirian dan ketahanan pangan di negara ini.

Budidaya Padi Dilahan Sawah Dengan Metoda SRI ( SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION )

Pengembangan pertanian di Indonesia membutuhkan terobosan yang memungkinkan masyarakat petani memiliki semangat untuk mendorong sektor ini ke level paling tinggi sehingga mampu sejajar dengan bangsa – bangsa lain di dunia.  Fakta menunjukkan bahwa negeri kita ini berada pada posisi yang serba sulit akibat kondisi krisis yang berkepanjangan.  Upaya untuk bangkit dirasakan cukup sulit karena potensi yang ada tidak disertai kemampuan yang setara untuk menuju kearah perekonomian yang lebih sehat.

Dalam bidang pertanian pemerintah berupaya memberikan dengan merencanakan anggaran yang semakin besar pertumbuhan Tahun 2007 anggaran untuk pertanian pada APBN sebesar Rp.  7,8 triliun,  Angka sebesar Rp.  6,3 triliun dan Rp.  4.1 triliun, dan sampai saat ini pada kepemimpinan yang baru bapak jokowi membangun ketahanan pangan mengeluarkan jumlah anggaran yang besar guna meningkatkan ekonomi dan kebutuhan masyarakat indonesia.  Meningkatnya rencana perencanaan dan penerapan anggaran ini harus diimbangi dengan dilapangan sehingga anggaran yang begitu besar tersebut harus seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan pokok yaitu dimanfaatkan kemandirian pangan secara nasional.

Kesedian pangan serta kemampuan ketahanan pangan terletak pada para petani.  Pendidikan yang rendah,  luas lahan yang sempit (0,23 ha perkapita),  serta budaya subsistem yang merupakan gambaran petani Indonesia pada umumnya.  Rendahnya daya adopsi petani yang pada Kondisi ini melahirkan produk dengan kualitas rendah dan tidak mampu bersaing pada level global Pada sektor pertanian padi sawah misalnya,  dengan penerapan metoda bercocok tanam secara tradisional produktivitas petani indonesia masih rendah,  yaitu sekitar 4,5 ton perhektar.  Dengan demikian dibutuhkan upaya lahirnya terobosan yang dapat mengubah perilaku dan sikap dasar petani di Indonesia dari pola subsisten ke arah yang lebih berorientasi pada keuntungan (benefit oriented).

Sistem intensifikasi atau dikenal dengan System of Rice ntensification terciptanya perubahan (SRI)  merupakan alternatif yang menjanjikan mendasar dalam budidaya pertanian padi di lndonesia.  Melalui metode ini, petani diajak untuk memiliki pandangan bahwa dengan inovasi yang sederhana dan biaya ekonomi yang tidak terlalu mahal, bercocok tanam padi mampu memberikan hasil yang optimal bahkan jauh lebih baik dari cara bercocok tanam lama.

Metoda SRI juga membuktikan bahwa produktivitas lahan sawah mencapai kenaikan antara 16%  hingga 30%  dibandingkan dengan teknik bertani konvensional. Budidaya padi dengan metoda SRI ini sejalan dengan prinsip-prinsip dasar teknik budidaya yang terletak pada usaha tani yang ramah lingkungan, baik dalam proses maupun produk yang dihasilkan.  Metoda bertanam padi cara lama boros sumber daya telah terbukti menurunkan kesehantan dan kesuburan tanah akibat pemnggunaan pupuk anorganik dan pestisida yang berlebihan.

Penggunaan unsur kimia tersebut telah mengakibatkan mikroba yang ada di dalam tanah tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan membuat aliran energi pada ekosistem tanah terhambat.

Keunggulan lain pada SRI adalah banyaknya unsur lokal yang dimanfaatkan dalam proses budidaya sehingga secara langsung akan menelan biaya produksi pada tingikat yang lebih rendah.  Misalnya, kebutuhan pupuk an-organik dapat sepenuhnya memanfaatkan sumber daya lokal seperti jerami,  sampah rumah tangga,  gulma,  sisa tanaman,  sisa tanaman kebun,  serta sumber unsur nitrogen yang dapat diperoleh dari hama keong,  sisa makanan,  atau kotoran ternak yang ada disekitar lokasi lahan.

Dengan demikian maka petani tidak akan mengalami ketergantungan terhadap produk pabrikan yang cenderung mahal dan merusakan ekosistem tanah. Multiplier effectif, yang diperoleh dari budidaya SRI adalah terjadinya peningkatan pendapatan petani sebagai akibat produktivitas yang meningkat serta terciptanya kelanjutan ekologis pada lahan sawah. Hal ini tentu akan mendukung lingkungan yang aman dan sangat baik.  terciptanya keberlanjutan pembangunan pertanian yang ramah lingkungan secara terus-menerus.

Guna mendukung program kemandirian pangan komoditas padi sawah serta dalam rangka merangsang percepatan peningkatan kesejahteraan, petani budidaya berbasis SRI menjadi alternatif paling cepat.  Di sisi lain,  teknik budidaya ini juga patut didukung oleh segenap unsur terutama pemrintahan dan unsur-unsur penentu kebijakan.  Program yang paling mendasar untuk menuju kearah tersebut adalah melatih para petani untuk membuka wawasan mengenai teknik budidaya baru yang keluar dari teknik yang selama ini dilakukan petani pada umumnya.

Metode SRI harus kita dukung dan di terapkan kepada petani, dengan cara tersebut petani bukan hanya berbudidaya saja namun telah terbentuknya kemandirian yang jelas. Ekonomi negara adalah tanggungjawab semua, dengan usaha yang sadang di jalankan tentu akan menghasilkan ketahanan pangan yang kuat.