BUDIDAYA BAWAL

Agrotani.com – Bawal (Pempus agenteus, Parastromateus niger) adalah ikan laut ekonomis penting. Bawal merupakan ikan yang harganya tinggi di rumah makan dan restoran sea food karena warna daging ikan bawal putih dan rasanya lezat. Namun produksi bawal masih bergantung pada penangkapan di alam. Budi daya bawal belum berkembang Ikan bawal sering dibudidayakan bersama ikan laut lain di KJA.

MENGENAL BAWAL


Di perairan Indonesia terdapat beberapa spesies ikan yang disebut sebagai ikan bawal,  di antaranya Stromateus niger/Farmio niger/Parastromateus niger yang dikenal sebagai bawal hitam. Pampus angenteus/stromateus cinereus atau bawal putih, dan Trachinotus blochii
yang dikenal sebagai bawal bintang atau bubara.

Dari namanya, bawal Putih (Pampus argenteus/P chinensis atau Stromuteus cinereus) mempunyai warna tubuh putih keperak perakan. Pada bagian punggung abu-abu keunguan.  Putih perak bagian perut,  dan sirip siripnya agak gelap. Tubuh bawal putih lebar,  gepeng menyerupai belah ketupat.

Tidak mempunyai sirip perut (sebagai ciri dari genus Pampus), sirip dadanya tidak meruncing pada bagian ujung dan sirip dubur lebih panjang dari sirip punggung. Tidak memiliki sirip punggung bagian depan, tetapi di bagian tersebut terdapat duri-duri pendek mirip pisau,  berjajar dari depan ke belakang sebanyak 5-10 buah. Sirip punggung bagian belakang mempunyai 1 jari-jari keras dan 38-43 jari-jari lunak Sirip dubur mempunyai 1 jari-jari keras dan 32-41 jari-jari lunak. Di depan sirip dubur terdapat duri duri kecil berjajar sebanyak 5-6 buah.  Sirip ekor bercagak kuat,  melekuk dalam sekali dengan lembaran bawah yang lebih panjang Pada sirip ekor terdapat 19 buah jari-jari lunak. Sirip dada sejajar dengan mata.

Bawal putih hidup di daerah dekat muara sungai,  teluk teluk,  pantai berpasir atau berlumpur dengan kedalaman hingga 100 meter. Gerom bolan bawal putih kadang-kadang masuk ke muara sungai atau daerah estuarin yang berair payau Ikan ini tergolong ikan demersal (ikan dasar)  Bawal putih adalah pemakan plankton, terutama zooplankton (plankton hewani)

Sedangkan bawal hitam (Parastromateus niger/Stromateus niger/Formio niger) tergolong ikan dari famili Carangidae. Dari namanya tubuh ikan ini memang berwarna kehitaman, cokelat tua, abu-abu kebiruan atau abu-abu kecokelatan Perut agak keputih-putihan. Kepala cokelat kemerahan, sedangkan sirip siripnya dengan pinggiran kehitaman. Bentuk badan bawal hitam pipih dan agak tinggi membentuk belah ketupat. Lengkung badan bagian atas dan bawah hampir sama cembung Kepala kecil dan sebagian bersisik. Garis tengah mata sedikit lebih panjang daripada panjang moncong.

Sirip punggungnya terdapat 4 jari-jari keras yang tertanam dalam kulitnya, dan 1 bersambung dengan 41-46 jari-jari lunak. Sirip dubur terdapat 1-2 jari-jari keras dan 35-40 jari-jari lunak.

Sirip dada terdapat 23-24 jari – jari lunak. Sirip dada panjang hampir mencapai bagian lengkung garis rusuk.  Sisik pada garis rusak berjumlah sekitar 100 sisik dengan bagian belakang merupakan sisik yang mengeras Bawal hitam tidak memiliki sirip perut. Pada masa mudanya ikan ini mempunyai sirip perut berukuran kecil. seiring bertambahnya umur sirip ini makin lama makin tidak tampak. Sirip ekor cagak dengan lekukan yang dalam dan pada batang ekornya terdapat sisik berduri.

Bawal hitam berenang dalam posisi miring seperti ikan sebelah. Mulutnya kecil dengan gigi kecil pada rahangnya yang mencirikan bawal hitam sebagai ikan buas. Ikan ini memakan ikan-ikan kecil, cacing, udang udangan, dan biota air lainnya.

Habitat bawal hitam adalah perairan dengan dasar berpasir dan ber lumpur. Ikan ini bergerombol di tengah lautan, sedangkan ikan-ikan kecil sering tertangkap di muara
sungai atau daerah estuaria Panjang tubuhnya dapat mencapai 60 cm, namun ukuran yang umum tertangkap adalah 30- 40 cm. Tergolong ikan mahal karena dagingnya putih dan lezat.

BENIH BAWAL


bibit ikan bawal

Benih bawal diperoleh dari penangkapan di alam. Benih bawal ditangkap dengan jermal. sero,  jaring insang, jaring kantong dan lain-lain. Benih bawal hidup bergerombol di muara sungai atau daerah estuarin dan yang dasar perairannya berpasir atau berlumpur. Bawal belum dibenihkan di hatchri .

PEMELIHARAAN BAWAL DI KJA


Budi daya bawal belum dilakukan secara intensif. Bawal dipelihara bersama dengan ikan-ikan laut lainnya, terutama dengan ikan kuwe (Caranx sp). Bawal hitam (Parastromateus niger/stromateus nger/Formio niger) adalah bawal yang dipelihara bersama dengan ikan kuwe .

Benih bawal dari hasil penangkapan berukuran bobot 20-100 gr/ekor dipelihara bersama dengan ikan kuwe atau dipelihara sendiri. Benih ukuran 20-100 gr ditebar ke dalam KJA dengan kepadatan antara 50-70 ekor/m3. Agar pertumbuhan ikan lebih seragam, maka benih yang ditebar ukurannya juga seragam. Namun karena benih bawal ditangkap di alam, maka perbedaan ukuran benih tidak bisa dihindari. Karena itu, ukuran benih yang ditebar tidak terlalu berbeda,  misalnya ukuran 20-50 gr/ekor dapat ditebar bersama. Demikian pula benih ukuran 60-100 gr/ekor dan seterusnya.

Bawal diberi pakan berupa ikan rucah segar yang dipotong atau dicacah kecil-kecil sesuai dengan lebar bukaan mulut ikan. Frekuensi pemberian pakan minimal 2 kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari dengan dosis (jumlah pakan) sebanyak 5-10%  bobot badan per hari. Selain itu, ikan juga dapat diberi tambahan vitamin seminggu sekali yang diberikan bersama pakan.  Vitamin yang digunakan adalah Amolovit dengan dosis 1 gr kg pakan dan Probiotik 1-2 cc/kg pakan.

pakan berupa ikan rucah yang digunakan harus selalu dalam kondisi segar Namun, sering ketersediaan pakan tidak menentu, sehingga per dilakukan penyimpanan dalam lemari es(freezer) yang tidak boleh lebih dari 1 minggu. Pakan yang tidak segar atau terlalu lama disimpan,  menyebabkan penurunan kualitas nutrisi (asam lemak esensial) yang sangat dibutuhkan oleh ikan, karena terjadinya proses oksidasi.

Lama pemeliharaan 7-9 bulan untuk menghasilkan bawal ukuran konsumsi, > 700 gr/ekor.
Karena benih yang ditebat tidak seragam,  maka ukuran ikan pada waktu panen tidak seragam Panen sebaiknya dilakukan secara bertahap dengan memanen ikan-ikan yang telah mencapai ukuran konsumsi,  sedangkan ikan yang berukuran kecil dipelihara kembali.

Baca Juga :