Sektor pertanian potensi pendapatan dan tenaga kerja nasional

Agriculture-Balaram-Mahalder

Agrotani.com – Potensi pendapatan nasional yang tinggi pada pertanian di indonesia, menjadi harapan bagi negara kita untuk berkembangnya pertanian seperti negara maju yang semakin baik dalam hal pertanian. Kita memiliki kekayaan yang sangat besar di bandingkan dengan negara lain. Hal ini sangat mungkin sekali terjadi, indonesia sebagai negara yang terkaya dari mulai bahan pokok sampai dengan kebutuhan makanan lainya. Luas bentangan geografis Indonesia mulai dari bagian barat hingga ke timur. Negara ini dibatasi oleh dua samudera, yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia serta diapit oleh dua benua. Asia dan Australia. Negara juga disebut archipvlago ini mempuyai luas daratan total sekitar 1.922.570 kmdan luas garis pantai sekitar 81.000 km.

Potensi Sektor Pertanian

Zona ekonomi eksklusif sekitar 27 juta km. Bagian daratan negeri ini mempunyai topografi yang beragam, sebagian luas daratan merupakan dataran rendah dan separuhnya lagi merupakan hutan, lembah dan gunung (Anonim, 2003). Sehubungan dengan luas dan kondisi geografisnya, maka agribisnis merupakan sektor ekonomi penyumbang devisa negara yang sangat penting. Sumbangan sektor agribisnis pada tahun 1994 sebesar 45% dan meningkat 47% pada tahun 1995.

Kurun waktu antara tahun 1996-1998, yaitu kurun waktu buramnya perekonomian nasional, nilai GDP dari sektor pertanian masih meningkat walaupun kecil, sebesar 0,84% pertahun dari Rp 63,8 triliun menjadi Rp. 654 trilliun.
Sementara itu sektor ekonomi nasional, secara keseluruhan, menurun 2,97% per tahun. Ketangguhan sektor pertanian telah teruji saat menjelang dan sesudah tahun 1997, yaitu saat terjadinya krisis ekonomi yang hingga kini masih belum pulih sepenuhnya.

Kondisi sektor perekonomian nasional pada tahun 1996, yaitu menjelang krisis ekonomi, hanya 3 subsektor yang mampu tumbuh positif yaitu industri pengolahan, listrik, air dan gas serta sektor pertanian. Sementara itu sektor lainnya, seperti industri, konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran, perbankan, properti dan layanan masyarakat, memperlihatkan pertumbuhan yang negatif.

Pada tahun 1999 yang masih dalam era krisis ekonomi, nilai GDP dari sektor agribisnis menduduki rangking kedua sesudah sektor industri pengolahan, yaitu masing-masing 19,4% dan 25,8%. Pendapatan rumah tangga pada tahun 1999 dari usaha tani on farm dan off farm sebesar 54,4% dan 6,1%. Pendapatan dari usaha farm didominasi oleh sektor industri dan tenaga kerja (buruh)

Pada tahun 2000 an, jumlah tenaga kerja yang terserap dibidang pertanian 30069 orang.
Sebanyak 84% dari jumlah tersebut terserap di subsektor tanaman pangan dan hortikultura. Jumlah tenaga kerja yang bekerja di bidang pertanian sangat besar.

Kondisi ini sekaligus mencerminkan besarnya sumbangan sektor agribisnis terhadap kenaikan dan secara tidak langsung mengurangi angka pengangguran, terutama di wilayah pedesaan.

Pertanian secara umum mencakup aktivitas di bidang tanaman pangan dan hortikultur peternakan dan perikanan Informasi ini menggambarkan begitu pentingnya sektor pertanian baik ditingkat rumah tangga maupun pertumbuhan ekonomi nasional serapan Tenaga kerja di sektor pertanian.

Data di atas menggambarkan bahwa sekalipun dalam kondisi krisio ekonomi ternyata sektor agribiumis masih menjadi pekerjaan yang diminati banyak orang. Hal ini ditandai dengan cukup stabilnya jumlah pekerja yang bekerja di bidang pertanian. Sementara hingga kini masih sering terdengar adanya berita pemutusan hubungan kerja terutama di sektor industri.

Gambaran di mengindikasikan bahwa apabila sektor agribisnis dikelola secara proiesional maka akan bermanfaat terhadap pemasukan devisa negara serta penggunaan angka tenaga kerja. Pengangguran di negeri ini, yang menjelang Pemilu 2004 sudah mencapai sekitar 40 juta orang yang menyimpan suatu kekuatan ekonomi yang sangat potensial.

Pada tahun 2015 pemerintah indonesia tidak tanggung – tanggung untuk memperbaiki kesalahan dan kekurang di sektor pertanian. Hal ini menunjukan negara indonesia tidak ingin ketergantungan dari negara lain. Petani di arahkan untuk program pajale ( Padi, Jagung, Dan Kedelai ) oleh PPL, Penyuluh Pertanian, dan Penyuluh Swadaya. Bukan anggaran yang sedikit untuk mempasilitasi dan bukan hal mudah untuk mengarahkan petani yang memiliki SDM kurang, butuh waktu dan tenaga yang lumayan besar.

Tahun ini untuk ketahanan pangan indonesia sendiri masih berkembang dan di katakan cukup pesat dalam membangun kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.

RANGKUMAN

Posisi tersebut mengisyaratkan bahwa kebijakan pembangunan nasional masih harus bertumpu pada bidang pertanian terutama komoditas bebuahan geografis memungkinkan negeri ini mempunyai sepanjang panen bebuahan sayuran serta pangan yang tiada henti.

Potensi kekayaan sumber daya hayati atau plasma nutfah yang beragam, negeri ini dapat memunculkan tanaman unggul. Denga varietas urggut suaka produktivitas tanaman sekaligus kualitasnya semiakin dapat diandalkan. Potensi ketiga adalah sumber daya manusia dan lingkungan.

Dengan menyatukan ketiga kekuatan ini maka akan diperoleh sumber daya manusia yang terampil tangguh serta bijaksana dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Ketiga potensi tersebut hingga kini belum tergarap secara sistematis dan wajar, sehingga peranannya terhadap pendapatan negara belum memuaskan. Sumbangannya terhadap kesejahteraan masyarakatpun masih belum menonjol.

Bebuahan tropis kita mempunyai potensi tinggi. Ini terbukti dengan cukup besarnya nilai ekspor buah Indonesia ke manca negara.
Akan tetapi, ekspor bebuahan beku atau kering lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan bebuahan segar. Untuk itu, produktivitas bebuahan harus ditingkatkan dan pabrik pengolahan buah pun harus didirikan.

Artikel Terkait :

Referensi

  • Ashar, S. 2006. Meningkatkan Keunggulan Bebuahan Tropis Indonesia. Pengukuhan Guru Besar Dalam Ilmu Hortikultura Pada Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. C.V ANDI OFFSET
  • Ashari, S. 2004a. Strategi Untuk Meningkatkan Keunggulan Komparatif dan Komperatif Buah-buahan Tropis Indonesia Di Era Global. Pengukuhan Guru Besar Dalam Ilmu Hortikultura Pada Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.52pp.