Agrotani.Com – Perkecambahan adalah munculnya tanaman kecil (plantula) dari dalam biji yang dihasilkan dari perkembangan dan pertumbuhan embrio. Ketika perkembangan embrio pada saat berkecambah bagian radikula tumbuh menjadi akar, sedangkan bagian plumula berkembang dan tumbuh menjadi bagian batang.
Menurut Kamil (1982) perkecambahan adalah pengaktifan kembali pertumbuhan embrionic axis pada biji yang terhenti pertumbuhannya dan kemudian membentuk bibit atau tunas baru.
Faktor pendukung yang paling penting dari proses perkecambahan ini adalah air. Air sangat diperlukan karena proses awal perkecambahan dimulai dari penyerapan air dengan cepat secara imbibisi. Air yang berimbibisi bisa mengakibatkan biji memecahkan kulit pembungkusnya dan mengembang dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio sehingga biji melanjutkan pertumbuhan.
Tipe Perkecambahan dari Biji
Berdasarkan letak kutiedonnya, perkecambahan dari biji dibagi menjadi dua yaitu : Hipogeal dan epigeal.
- Perkecambahan Hipogeal
Perkecambahan Hipogeal adalah tipe perkecambahan yang muncul di bawah tanah. Tipe perkecambahan ini terjadi karena adanya pertumbuhan memanjang dari aktifitas hipokotil sehingga menyebabkan plumula keluar lalu menembus kulit pada biji.
- Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan Epigeal merupakan kebalikan dari perkecambahan hipogeal. Dimanaepigeal adalah tipe perkecambahan di atas tanah. Bisa terjadi perkecambahan dikarenakan plumula tumbuh kemudian mengangkat ke bagian permukaan tanah. Sehingga, pada aktifitas pergerakan ini kutiledon pun ikut terangkat ke atas permukaan tanah.
Jika di lihat secara morfologis atau secara kasat mata, suatu biji yang berkecambah pada umumnya dimulai dari terlihatnya akar (radicle) atau daun (plumule) yang keluar menonjol dari dalam biji. Tapi, sebenarnya proses perkecambahan sudah di mulai berlangsung sebelum proses itu terjadi.
Perkecambahan dalam budidaya tanaman sangatlah penting dan harus telaten dalam proses pengerjaannya. Kegagalan pada proses pembibitan perkecambahan tentu saja merupakan awal dari kegagalan pores budidaya.
Proses perkecambahan juga merupakan suatu proses awal untuk melihat kualitas benih yang kita gunakan.
Benih bisa dikatakan bagus apabila memiliki daya tumbuh perkecambahan di atas 80 persen. Apabila kurang dari 80 persen, maka bisa dikatakan kualitas benih tersebut kuranglah baik.
Dan benih bersertifikat yang sudah mengalami uji coba, biasanya memiliki kualitas daya kecambah di atas 90 persen.
Maka dari itu uji daya kecambah pada proses budidaya penting untuk mengetahui kualitas benih yang akan kita gunakan.