Agrotani.com – Tumpangsari merupakan salah satu bercocok tanam yang mencampur proses penanaman (polyculture), dalam suatu lahan yang sama dan waktu yang sama, hal ini di lakukan untuk mencapai produksi yang tinggi karena dengan tumpang sari tanaman pokok bisa tumbuh selayaknya pertumbuhan dan tidak terganggu oleh tanaman tumpangsarinya. Contoh tanaman tumpang sari seperti jagung dan kedelai, atau jagung dan kacang tanah. Tumpangsari atau di kenal dengan double-cropping memeiliki banyak keuntungan contohnya pada hama tanaman yang tidak menyukai tanaman tumpangsari, hal ini membuat hama yang menyerang tidak jadi untuk menyerang.
Tumpangsari dapat di lakukan untuk tanaman tunggal atau monokultur. Bukan hanya pada sektor pertanian pada kehutanan ada yang namanya Wana Tani, suatu tumpangsari yang mengaitkan antara tanaman semusim dan tanaman pohon hutan. Mina Padi hal ini tidak jauh berbeda tumpangsari yang di tanam dalam suatu tempat atau wilayah yang sama antara padi dan ikan di budidayakan secara bersamaan.
Jika kita amati sekilas tumpangsari memiliki pola yang hampir sama dengan pola monokultur namun tumpangsari memiliki kelebihan yang jika kita sesuaikan dengan lahan dan kondisi kita. Berikut ini adalah keuntungan dalam tumpangsari :
- Resiko kerugian akan berkurang karena dalam penanaman akan saling menutupi pengeluaran dalam pendapatan anda.
- Dapat memaksimalkan lahan yang kecil menjadi lebih berpotensi.
- Unsur hara yang di tanam akan jauh berguna karena dalam satu areal dapat terserap oleh tanaman secara baik dan tidak terbuang.
Jika anda memiliki lahan yang pas untuk berbudidaya, tumpang sari mungkin cocok untuk anda yang saat ini akan berbudidaya. Hasil yang didapat dari tanaman akan jauh menguntungkan di bandingkan dengan menanam tanaman pokok ” hanya satu tanaman “.