Asam Belerang

Agrotani.com – Asam belerang atau hidrogen sulfida (us)  merupakan gas beracun yang dapat larut dalam air.  Pada tambak,  akumulasinya ditandai dengan endapan lumput hitam berbau khas seperti telur busuk atau belerang sumber utamanya adalah hasil dekomposisi sisa-sisa plankton,  kotoran biota budidaya, sisa pakan dan bahan organik lainnya. Bahan organik selain dapat menghasilkan amonia juga memproduksi asam belerang. Selain itu, air laut yang banyak mengandung S04’2  di daerah bertanah asam juga memproduksi H2S Persentase H2S pada pH 7,0 dan suhu 26 drjajata celcius mencapai 49,7%  sedangkan pada pH 9,0 dan suhu 30 derajata celcius hanya 0.9%.

Dalam kondisi anaerob (kekurangan oksigen), beberapa bukteri heterotrop mampu memanfaatkan senyawa senyawa organik belerang maupun sulfat anorganik sebagai energi dalam metabolisme dalam suasana kekurangan oksigen, seperti reaksi berikut:

Asam Belerang

SO4’2–      +     8H    ––––>    S2–     +    4h2O

Belerang yang dihasilkan akan terlihat dalam serentetan reaksi pembentukan produk akhir yang sangat beracun,  yaitu Has melalui senyawa HS sebagai berikut:

S2–       +       H+   –––––> HS-
<–––––

HS–      +     H+      –––––>    H2s
<–––––

[table style=”table-striped”]

pH

H2S (%)pHH2S (%)
5,099,07,524,4
5,597,08,09,3
6,091,18,53,1
7,050,69,01,0
[/table]

Dengan demikian, sebagaimana ianya amonia, asam belerang dalam air terdapat pula dalam dua bentuk yang berada dalam keseimbangan. Menunat Boyd (1982)  bahwa daya racun H2S jauh lebih besar dibandingkan dengan daya recus HS-,  Kandungan H2S menurun dengan meningkatnya pH sir.  Tabel l disajikan hubungan antara pH air.

Daya racun akatn belerang tergantung pada euhu.  oksigen, dan pH. Pada nilai pH di atas 9,  hampir seluruh aksm belerang berdisesissi menjadi S2 dan H+  yang tidak beracun sebaliknya. bila pH turun menjadi kurang dari 5,reaksi bergeser dan sebagian besar asam belerang dalam  bentuk baracun.

Biota air biasa keracunan (kehilangan keseimbangan)  pada konsentrasi H2S  0,1-0,2 ppm dan pada konsentrasi 0,25 ppm kematian massal biasanya terjadi. Di salah satu daerah tambak di Sulawesi Selatan, derajat sintasan atau kelangsungan hidup (survival rate) udang windu dapat mencapai 90% bila H2S tidak terdeteksi di dasar tambak Pada konsentrasi H2S 0,25 ppm di dasar tambak derajat sintasan hanya mencapai 40% (Ahmad et al.  1998).  Oleh karena itu, konsentrasi asam belerang bagi ikan budi daya adalah kurang dari 0,1 ppm.

Pergantian air dan pengerukan tanah dasar waktu persiapan tambak adalah cara yang baik untuk menghilangkan pengaruh H2S. Suasana aerob di dasar tambak juga dapat mengurangi pengaruh Has Pada konsentrasi oksigen terlarut tinggi. H2S dioksidasi menjadi H2SO. Aerasi sangat mem bantu terciptanya suasana aerob di dasar tambak .