BUDIDAYA BARONANG TULIS

Agrotani.com – Baronang tulis (siganus javus) adalah salah satu beronang yang umum ditangkap dan dikonsumsi. Dalam budi daya udang windu (Penaeus monodon) dan bandeng (Chanos chanos)  sistem ekstensif, Baronang tulis sering lolos masuk ke dalam tambak menjadi hama kompetitor, namun panen menjadi hasil sampingan. Baronang tulis telah pada waktu dibudidayakan, termasuk tel dibenihkan di hatchri.

MENGENAL BARONANG TULIS


Disebut Baronang tulis (siganus javus) karena pada tubuhnya terdapat garis melengkung pada pertingahan dan sisi tubuh bawah. Baronang tulis mempunyai punggung berwarna perunggu gelap dan agak pucat di bagian perut. Bintik hbintik biru terdapat pada kepala dah sisi tubuh bagian atas serta garis melengkung pada pertengahan dan sisi tubuh bawah Lebar badan sekitar 20-23 kali letih pendek dari panjang standar.

Besonang tulis memiliki 13 jari-jari keras dan 10 jari-jari lunak pada sirip punggung, 7 jari-jari keras dan 9 jari jari lunak pada sirip duburianal Memiliki 30-35 baris siilk autara gurat sisi dan pangkal sirip punggung.

Baronang tulis menupakan ikan herbivora (pemakan tumbuhan). Makanannya berupa lumut,  alga, lamun, dan sebagainya, Baronang tulis, seperti betonang lainnya, pada tingkat larva memakan plankton dan menjadi herbivora di saat mulai aktif mencari makan.

Baronang tulis hidup di daerah terumbu karang, perairan payau, hutan mangrove, dan masuk keluar sungai Baronang tulis terdapat di Deli,  Sibolga,  Bengkulu,  Bangka, Belitung, Jakarta,  Cirebon, Semarang, Jepara, Surabaya, Pasuruan, Madura, Makassar, Bajo, Stagen, Balikpapan,  dan Maluku.

BENIH BARONANG TULIS


Benih Baronang tulis untuk budi daya ditangkap di alam dan dari per benihan di hatchri. Benih Baronang tulis ditangkap di muara sungai, sekitar hutan mangrove, dan gosong-gosong karang Penangkapan benih betonang di alam dilakukan pada siang hari maupun malam hari. Benih beronang hidup bergerombol dalam jumlah yang besar.

PEMELIHARAAN BARONANG TULIS DI TAMBAK


Pemeliharaan Baronang tulis di tambak dilakukan secara monokultur dan pulikultur.
Baronang tulis dapat dipelihara secara ekstensif, ekstensif plus hingga intensif. Baronang tulis seperti beronang lingkis, beronang lada, dan beronang batik, hidup dengan baik di tambak dan dapat ditebar dengan kepadatan tingai,  karena di alam beronang hidup bergerombol dalam jumlah yang besar. Baronang tulis bersifat euryhaline, karena itu ikan ini keluar masuk di muara sungai.

Ikan Baronang (Siganus sp)

Benih Baronang tulis dari hasil pembenihan terkontrol atau dari hasil penangkapan di alam yang berukuran 7-10 cm ditebar dengan kepadatas 20.000-30.000 ekor/ha atau 2-3 ekor/m2. Untuk tambak yang dikelola semi intensif untuk tambak yang diketula secara intensif,  padat penebaran untuk benih yang sama sebanyak 4 ekorlm stau 40,000-50,000 ekor/ha.  Bila ukuran benih lebih besar,  eekitar 13 cm maka padat penebaran dibahinkan menjali 3 ekor/m2 atau 30.000 ekor / ha.

Jika tambak dikelola secara ekstensif dan ekstensif plus, padat penebaran cukup 0,3-2 ekor/m2. Di Baru (Sulawesi Selatan), seorang petambak menebar 2 ekor benih m  (campuran berbagai jenis beranang dan ukuran) pada tambak yang dikelola secara ekstensif. Penggantian air hanya dilakukan pada saat pasang tinggi dan pemberian pakan hanya berupa rumput laut dan klekap yang diambil pada tambak sebelahnya. Setelah dipelihara selaina 5 bulan ikan mencapai ukuran 200-400 gr/ekor dengan sintaan kelangsungan hidup mencapai 95% .

Sebelum benih ditebar dilakukan dulu aklimatisasi suhu dan salinitas Mula-mula kantong
plastik berisi benih Baronang tulis diapungkan ke dalam air dan dibiarkan sekitar 15 menit
atau sampai berembun,  kemudian dituang dalam ember plastik yang bagian bawahnya telah dilubangi sehingga air sedikit deini sedikit dapat masuk ke ember sampai ember terendam air. Proses aklimatisasi membutuhkan waktu 30-45 menit

Pakan berunang tulis terdiri dari pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami terdiri dari klekap lumut dan plankton yang sudah ada di dalam tambak saar ikan disebar, juga pakan yang diberikan seperti samput laut dan lamun. Untuk pakan luwatan berupa butiran yang diberikan saat ikan berenang yang masih berukuran kecil. Pakan butiran yang telah dihancurkan diberikan sebanyak 3-5% dari biomassa.

Pada bud daya sermi istensif, pemberian pakan 1 – 2 kali sehari,  sedangkan budi daya intensif,  pemberian pakan dilakukan tiga kali sehati yaina pukul 08.00, 13.00 dan 16,00. Untuk menjaga mafu makan beroeang tulis, pakan ben pos tuampur laut,lamun, atau klekap dapat diberikan sebagai pakan tumbuhan.

pengontrolan pakan sangat penting dilakukan untuk melihat apakah pakan yang diberikan
sudah cikiip atau belum. Untuk itu, pengontrolan dilakukan setelah 1-2 jam pemerian pakan. Kalau sebelum 1-2 jam pakan habis maka dosis pakan ditambah 5%,  kalau 1-2 jam pakan masih ada, devis pakan dikurangi dari total pemberian.

Untuk polikultur, Baronang tulis dapat dipelihara bersama dengan ikan bandeng (Chanos chanos), nila(Oreochromis niloticus), mujair (O,mossambicus), belanak (Mugil,liza), kepiting bakau (Scylla serrata) udang (Penaeus litopenaues) dan rajungan (Portunus sp).

Padat penebaran dalam polikultur harus memperhatikan spesies utama yang hendak
diproduksi. Apakah Baronang tulis sebagai spesies utama atau Baronang tulis sebagai spesies kedua? Jumlah spesies utama selalu lebih dari pada spesies kedua dan seterusnya. Misalnya budi daya Baronang tulis dan nila, di mana beronang sebagai spesies utama. Bila sebuah tambak hendak ditebari 20.000 ekor benih,  maka sekitar 15.000 berupa benih Baronang tulis dan 5.000 sisanya untuk benih nila.

Dalam budi daya udang atau kepiting, Baronang tulis dijadikan sebagai spesies kedua dalam polikultur. Baronang tulis menjadi pengendali lumut dan berbagai fitoplankton di dalam
tambak. Untuk polikultur kepiting bakau dan Baronang tulis benih kepiting bakau betukuran 20-40 gr/ekor ditebar sebanyak 20,000/ha dan benih Baronang tulis sebanyak 2.000.  2500 ekor/ha.  Padat penebaran yang sama dapat diterapkan pada polikultur udang dan Baronang tulis.

Cara tersebut memungkinkan pemanfaatan ruang secara optimal, karena udang dan kepiting mempunyai relung ekologi yang berbeda. Udang dan kepiting cenderung hidup di dasar
perairan dan bersembunyi pada pematang substrat di dalam tambak, sedangkan beronang
tulis berenang bebas di dalam tambak Lama pemeliharaan betonang tulis untuk mencapai ukuran konsumsi (200-400 gr/ekor) adalah 4-6 bulan.  Baronang tulis hasil panen diperdagangkan secara utuh,  termaluk diekspor Di rumah makan dan restoran,  bertinang isda disajikan sebagai ikan bakar dan goreng dalam kondisi utah.

PEMELIHARAAN BERONANGTULIS DI KJA


Dulain kegiatan pembesaran beronatg tulis di KJA.  benih yang digunakan mencapai ukuran 7.10 cri dan berat 8-20 grekor.  Ukuratt benih yang ideal untuk budi daya ikan di KJA adalah 20 grekor,  jika benih berasal dari penangkapan,  maka sulit memperoleh benih yang ukurannya seragam. Sekalipun beronang bukanlah ikan kanibal (saling memangsa), dengan benih yang tidak seragam pemanfaatan
pakan tidak efisien, di samping pertumbuhan ikan tidak seragam.

Seleksi perlu dilakukan sebelum benih ditebarkan ke dalam KJA sehingga diperoleh benih
yang sehat dan seragam padat penebaran optimal gelondongan Baronang tulis dalam KJA untuk menghasilkan beronang konsumsi adalah 300-500 ekor/m3 dengan perkiraan tingkat kematian mencapai 10%. Sebelum ditebarkan dalam KJA, benih perlu diadaptasikan ke dalam kondisi lingkungan perairan budi daya terbadap salinitas maupun suhu. Penebaran hendaknya dilakukan pada pagi hari pukul 0600-0800 atau sore dan malam hari pukul 19.00-20.00 untuk menghindari stres terhadap ikan akibat perubahan kondisi lingkungan perairan.

Padat penebaran sangat dipengaruhi oleh hubungan ukuran ikan dan luas wadah budi daya Padat penebaran ikan dalam KJA memengaruhi pemanfaatan ruang gerak, peluang mendapatkan pakan serta kualitas air tenatama konsentrasi oksigen terlarut. Dalam kondisi ikan berjejal, persaingan penggunaan oksigen terlarut sangat tinggi terutama pada malam hari ai saat arus ienang sehingga penurunan oksigen terlarut cukup drastis. Konsentrasi oksigen terlarut dalam KJA yang ditebari 750 ikan/m3 dapat mencapai 2 ppm saat pasang tertinggi atau surut terendah yang terjadi di malam hari.

Pemeliharaan Baronang tulis di KJA,  seluruhnya mengandalkan pakan yang disuplai oleh pembudi daya,  baik berupa pakan alami maupun buatan. Oleh karena itu, teknik, jumlah, waktu dan frekuensi pemberian pakan perlu diperhatikan dengan cermat. Umumnya pakan diberikan sebanyak 5-8% biomassa ikan per hari dengan metode satiasi (sekitar 90%  ikan dalam kondisi kenyang). Pemberian pakan sebaiknya dilakukan pada saat sarut atau pasang duduk (mencapai puncak dan surut terendah), atau di saat arus sangat lemah, sebanyak 2-3 kali sehari, yaitu pagi antara pakul 07.00 08.00 siang antara 11.00-12.00 dan sore sekitar pukul 16.00.-17,00. Pemberian pakae dilakukan sedikit demi sedikit agar tidak banyak terbuang,  karena pada saat pemberian pakan, Baronang tulis bergerak aktif berebutan sehingga menimbulkan gerakan arus air dalam KJA.

Pakan yang diberikan kepada Baronang tulis berupa pakan buatan (pelet) dan pakan alami, seperti rumput laut, lamun, dan klekap yang diambil di tambak tambak terlantar.  Pelet merupakan pakan utama. sedangkan pakan alami menjadi pakan tambahan Komposisi pemberian pakan ada 70-80%  pelet dan 20 30%  pakan alami. Untuk menjaga nasu makan beranang tulis budi daya,  maka pemberian pakan alami selalu dilakukan.

Pertumbuhan ikan perlu dipantau tiap 2 minggu sekali untuk memper oleh data dalam menentukan jumlah pakan yang diberikan serta mengevaluasi perkembangan bobot dan kesehatan ikan peliharaan Jumlah sampel sebaiknya tidak kurang dari 50 ekor yang diambil secara acak. Penimbangan berat dan pengukuran panjang dilakukan terhadap sampel yang telah dibius dengan phenocy ethanol 200 225 ppm.

Pemaneman dilakukan bila ukuran Baronang tulis yang hendak diproduksi telah tercapai. Untuk memproduksi beronang konsumsi (200-400 gr/ekor) dibutuhkan waktu pemeliharaan 4-6 bulan.

PEMELIHARAAN BARONANG TULIS DI HAMPANG


Baronang tulis dapat dipelihara di mpang yang dibangun di padang lamun, teluk, atau sekitar ekosistem mangrove pada kedalainan maksimal 2 m pada saat pasang tinggi dan 0,5 m ketika surut terendah.  Untuk pemeliharaan berenang,  pada saat pembaatan hampang lamun pada lokasi tidak perlu ditebas atau dicabut,  karena akan dimakan oleh beronang.

Berit awal benih berorang tulis yang ditebar pada hampang ditentukan oleh ukuran celah atau mata jala/kawat anyam bahan hampang. Sedangkan padat penebaran ditentukan oleh tingkat kesuburan lahan dan sisteem pengelolaan. Atas dasar ini maka padat penebaran beronang tulis untuk berat benih 8-20 gr/ekor cukup ditebar sebanyak 45 ekor/m2.

Jika ukuran hampang lebih kecil, maka pengelolaan mudah dilakukan. Baronang tulis di hampang diberi pakan buatan benipa priet mengandung protein in ninal 20% dengan ransum 5-10% dari bobot ikan per hari. Pakan lain yang diberikan beronang adalah rumput laut dan lamun, Karena hampang berada di perairan dangkal dan air dalam kon tenang/diam, pemberian an cukup 2-3 kali sehari. Pemberian pakan yang banyak akan mempercepat penimbunan limbah di dalam hampang.

Lama pemeliharaan Baronang tulis di hampang tergantung dari sistem pengelolaan dan target ukuran beronang yang hendak diproduksi. Lama pemeliharaan 4-6 bulan akan menghasilkan Baronang tulis ukuran 200-400 gr/ekor.

PEMELIHARAAN BERONANGTULIS DI JKD


Baronang tulis dapat dipelihara di jaring kurung dasar JKD,  baik secara monokultur maupun likultur. Untuk monekultur, Baronang tulis ditebar dengan kepadatan 5-10 ekor/m untuk benih ukuran 8.20 gr ekor, sedangkan bila dipolikultur cukup 1-3 ekor/m3.  Salah satu biota yang dapat dipolikultur dengan Baronang tulis adalah tajungan (Portanus sp), dan rajungan merupakan komoditas utama.

Padat penebaran untuk polikultur rajungan dan berorang tulis adalah benih tajusiaan berumur 25-30 hari ditebar dengan kepadatan 3-7 ekor mi,  sedangkan berorang tulis berukuran 8-20 gr/ekor ditebar dengan kepadatan 1-3 ekor/m3. Pakan berupa ikan-ikan rucah, daging kerang atau pelet diberikan kepada rajungan secukupnya,  dan diberikan pada pagi dan sore hari. Jumlah pakan yang diberikan kepada rajungan adalah 5-10%  dari berat biomassa.

Sementara beranang tulis dapat memastaat kan pakan alami di dalam JKD. Jika ingin mempercepat pertumbulan Baronang tulis, maka dapat diberikan pakan tambahan 2-3 hari sekali. Pakan tambahan yang diberikan berupa pelet rumput laut, dan klekap.

Baca Juga :