Agrotani.com – Kemiskinan dan keterbelakangan bukan aja masalah yang dihadapi oleh masyarakat miskin, tetapi masalah ekonomi secara keseluruhan. Karena kemiskinan identik dengan masyarakat daerah yang tertinggal dan masyarakat desa pada umumnya.
Bagaimana kondisi pembangunan pertanian di Indonesia saat ini ? Beberapa upaya pemerintah sudah dilakukan untuk mengeluarkan masalah ekonomi yang tertinggal, namun samapi saat ini belum terlalu keliatan perubahannya karena memang cukup sulit dengan dibenturkan permasalahan saat ini.
Beberapa penelitian melalui kajian oleh pakar di bidang sosial, ternyata kemiskinan absolut terbanyak terjadi di subsektor tanaman pangan,. Dan kemiskinan tersebut merupakan resultan interaksi antara teknologi, sumberdaya alam, kapital, sumberdaya manusia dan kelembagaan kebijakan.
Besar kecilnya peluang yang kita miliki saat ini, ditentukan oleh penerus petani silenjutnya. Beberapa lembaga pertanian mengeluarkan trobosan baru mulai dari petani milenial, pertukaran siswa magang ke luar negri, perusahaan bikin star up di bidang pertanian dan masih banyak lainnya. Terpicu untuk saling semangat menyelesaikan masalah yang ada.
Singkatnya petani sangat kesulitan dibidang modal atau kapital dan pemasaran, jika masalah itu sudah selesai maka hal lain bisa berdampingan untuk nyusul. Terkadang petani juga bingung untuk pengembangan usahanya dibenturkan dengan manajemen usaha tani serta harga jual produk yang naik turun sesukannya.
Saya cukup bangga posisi sekarang, melihat beberapa perkembangan cara pandang saya melihat dunia pertanian untuk jaman yang serba canggih dan mempermudah pekerjaan. Secara terang terangan kita bisa perang berlomba adu inovasi terbaru masalah pertanian, tetapi seberapa hebat kalian untuk bisa melampaui trant sosial media yang lagi gabut. Minat menjadi petani sekarang sangat kurang bos..
Pernah saya berpikir waktu jadi mahasiswa dulu, ih ia juga ya banyak banget peralihan lahan dan lagian petani sekarang kok udah pada tua. Saya menyaksikan sendiri minat ketertarikan teman seperjuangan saya yang lebih memilih ke pekerjaan lain dibandingkan menjadi petani. Banyak opsi lain yang lebih menggiurkan dibandingkan menjadi petani, atau orang yang terdidik menjadi petani juga belum tentu kalo udah lulus sekolah pertanian jadi petani tulen.
Saya sebut wajar, karena logisnya kita gak punya lahan atau enggak ada teman yang punya lahan tapi kecil, terus dari segi modal yang lumayan besar sedangkan ekonomi kita aja masih kekurangan buat kebutuhan ini itu, tentunya banyak banget alasan kenapa memilih menjadi kariawan di perusahaan pertanian atau perusahaan yang bahkan bukan bidangnya. Pemikiran itu yang keluar dari teman-teman dan di daerah kampung halaman saya.
Saya gak tau kalo didaerah kalian seperti apa kondisinya, namun pernah juga saya menyaksikan obrolan bapak dan anak petani yang kurang lebih si petani itu nyuruh anaknya buat jadi a jadi b yang intinya jangan jadi petani seperti bapaknya saat ini.
Hampir satu tahun saya gak update konten dan gak nulis artikel di agrotani ini, kesibukan dilapangan membuat saya bosan mendengar keluhan sana sini tentang ekonomi berbasis pertanian. Lebihbaik saya fokus membagikan pengalaman yang saya tahu atau sekedar bercerita tentang strategi yang saya akan terapkan untuk membantu meringankan 1 atau 2 orang.
Saya ucapkan selamat ulang tahun kepada agrotani, semoga kalian suka……
Nah itu kali yang bikin saya semangat, ini ada karena sebuah keresahan.