Aturan Pertarungan Resmi Adu Cupang

Agrotani.com – Di setiap arena pertarungan cupang ada tentu ada aturan – aturannya, baik aturan baku maupun aturan kesepakatan. Dengan aturan-aturan tersebut maka diharapkan pertarungan akan ber jalan lancar. Berikut diulas beberapa aturan baku maupun aturan kesepakatan yang umum digunakan dalam setiap arena pertarlingan.

1. Aturan baku

Beberapa aturan baku yang sering dipakai di setiap arena pertarungan cupang antara lain sebagai berikut.

  • Toples atau akuarium khusus pertarungan disediakan oleh pihak penyelenggara atau tuan rumah.
  • Toples pertarungan tersebut harus kosong sebelum ada keputusan bahwa cupang sudah siap’turun air.
  • Pengisian air ke dalam toples pertarungan harus disaksikan kedua pihak pemilik cupang yang akan diadu.
  • Saat cupang sedang bertarung, toples pertarungan tidak boleh disentuh.

2. Aturan kesepakatan

Selain aturan baku tersebut, masih ada juga aturan kesepakatan tentang lamanya pertarungan. Ada empat aturan tentang lamanya pertarungan, yaitu sebagai berikut.

  • Lama bertarung ditentukan oleh kedua pihak, biasanya l-2 jam. Jika melebihi waktu tersebut, tetapi belum ada tanda-tanda cupang yang kalah maka pertarungan dinyatakan seri.
  • Lama bertarung tidak dibatasi, tetapi pemenangnya ditentukan hingga salah satunya kalah.
  • Lama bertarung tidak dibatasi, tetapi pemenangnya ditentukan setelah salah satunya sudah menghindari lawannya, meskipun lawan tersebut sudah tidak sanggup lagi melancarkan pukulan.
  • Lama bertarung ditentukan selama l-2 jam, tetapi tidak ada cupang yang menyerah sehingga perlu diturunkan cupang ketiga yang disebut cupang “algojo”. Pemenangnya ditentukan dari jumlah pukulan terbanyak dari “algojo” yang sanggup diterima cupang yang diadu sebelum menghindar, Cupang algojo disiapkan oleh penyelenggara dan harus disetujui kedua pihak.

Mencari Lawan Tarung

Setelah seluruh aturan pertarungan disetujui kedua pihak baru lah dimulai pencarian lawan atau “nanding”. Pada saat “nandin” tersebut, kedua pihak menawarkan cupang jagoannya untuk diadu. Kalau salah satu pihak merasa tidak membawa cupang yang ukuran tubuhnya sama, ia berhak menolak memberikan toples cupangnya untuk dibawa ke arena.
Kriteria “nanding” diukur dari kondisi fisik cupang, antara lain panjang tubuh yang dilihat dari ujung bibir sampai pangkal ekor, ketebalan tubuh, dan ukuran kepala. Kalau semua kondisi fisik tersebut dianggap seimbang maka kedua cupang tersebut dapat disebut “ngetrek” (seimbang).

Mungkin saja seekor cupang kalah ukuran pada salah satu kriteria. Kondisi ini disebut “kalah seusap” atau 8/10. Seandainya cupang yang kalah seusap tersebut masih dianggap seimbang oleh pemiliknya maka pertandingan tetap masih bisa dilanjutkan. Tentu saja yang bersangkutan berani bertarung dengan anggapan bahwa umur cupangnya diperkirakan lebih tua atau nomor serinya dianggap lebih baik.

Bisa saja seekor cupang kalah pada dua ukuran. Kondisi ini disebut “pasang tanding’ atau 7/10 dan sudah tidak seimbang. Namun, ada juga pemilik cupang yang kalah dua ukuran, tetapi tetap nekat mempertarungkan cupangnya tersebut. Ini dapat terjadi kalau cupangnya impor atau nomor serinya bagus.