Agrotani.com – Apabila ingin dibuatkan segmentasi, bisnis cupang dapat dibagi menjadi dua, yairu pembenihan dan pembesaran. Mereka yang memilih pembenihan sangat berharap pada penjualan burayak. Umumnya burayak dipelihara dalam satu kolam (lubuk) sempit dengan populasi 60-70 ekor. Hanya dalam waktu dua bulan, burayak cupang sudah bisa dijual dengan harga cukup lumayan, yaitu Rp. 100.000 – Rp. 150.000 per kolam.
Mahal atau tidaknya burayak tergantung dari indukan, jika indukan terkenal jagoan maka harga semakin tinggi. Burayak ini bisanya dijual pada pengusaha yang membesarkan ikan cupang. Selang tiga bulan dipelihara, harga jualnya pun meningkat, mulai dari Rp. 2.000 – Rp. 7.500 per ekor. Dari segi bisnis, usaha pembesaran cupang adu ini sungguh menarik. Hanya dengan kolam seluas 3 meter sudah bisa diperoleh keuntungan hampir setengah juta rupiah, Itu pun sudah diperhitungkan mortalitas (tingkat kematian) sebesar 20% dari total populasi cupang adu yang berjumlah 150 ekor/kolam. Modal investasi untuk segmen usaha ini pun relatif kecil, hanya sekitar Rp. 500.000. Sempitnya lahan yang dipakai sangat memungkinkan usaha dilakukan di halaman rumah. Modal investasi tersebut sudah ter masuk biaya pembuatan kolam dari bahan batu bata dan semen.
Bahan kolam ini pun masih bisa dimodifikasi dengan hanya menggunakan kotak kayu bekas. Bagian bawah dan keempat sisi kotak ini hanya dialasi dengan plastik, bisa transparan atau berwarna, asalkan tidak ada bagian yang bocor atau tidak ada benda tajam, kotak kayu tersebut sudah memadai untuk membesarkan cupang. Jalur perdagangan cupang relatif pendek dan umumnya dalam jalur tersebut sudah saling mengenal. Produsen burayak, misalnya memperoleh induk dari importir atau dari pengusaha pembesaran. Burayak yang dihasilkannya dijual ke peternak pembesaran, ini pun kalau produsen burayak tidak berminat membesar kan sendiri. Sementara hasil dari peternak pem besaran ini dijual ke eksportir untuk selanjutnya dikirim ke luar negeri.
Ada juga peternak pembesaran yang mengirimkan produksinya langsung ke eksportir. Secara umum, jalur perdagangan cupang adu ini digambarkan sebagai berikut. Tidak hanya diserap pasar lokal, cupang adu pun malahan berpeluang besar untuk pasar luar negeri, Indonesia menguasai 90% pasokan ikan hias dunia dengan puluhan jenis ikan. Sebagian besar ikan hias memang diekspor ke Singapura untuk kemudian direekspor ke Amerika, Eropa, dan Australia, Meskipun demikian, ada beberapa eksportir yang sanggup mengirimkan langsung ke berbagai belahan dunia tanpa perantara Singapura.
Hingga saat ini tercatat ada sekitar 300 jenis ikan hias yang diperdagangkan ke pelosok dunia, termasuk cupang adu. Sayangnya, tidak ada catatan pasti tentang volume ekspor dan nilai jual khusus untuk cupang adu. Namun, dari pengamatan terhadap sejumlah eksportir ikan hias di Indonesia, cupang adu merupakan salah satu jenis ikan yang secara teratur diekspor ke mancanegara. Jumlahnya memang tidak fantastis karena biasanya cupang adu hanya menjadi pelengkap agar cukup banyak ragam ikan hias yang diekspor. Meskipun hanya sebagai pelengkap, namun hal itu sudah cukup untuk menyatakan kesanggupan mengekspor. Untuk ekspor ini tentu ada keterikatan untuk menjaga kontinuitas pasokan. Jika tidak, kepercayaan pembeli luar negeri bisa lenyap. ltulah sebabnya eksportir tetap saja memerlu pasokan cupang adu secara teratur.
Analisa Usaha Bisnis Ikan Cupang Yang Menguntungkan
Untuk memenuhi kontinuitas pasokan tersebut, cara terbaik adalah dengan memberikan dan membesarkan cupang adu secara teratur. Celakanya, banyak penangkar beralih ke ikan hias lain yang sedang diminati oleh konsumen secara besar saat harga cupang adu anjlok. Hal ini memang gejala latah yang sering terjadi. Akibat kelatahan tersebut harga jual ikan tertentu yang tadinya mahal akan anjlok karena membanjirnya pasokan. Dari kegiatan bisnis, kelatahan tersebut merugikan kepercayaan dan dapat merusak hubungan baik, oleh karena itu, langkah terbaik hargailah dengan tetap konsisten memelihara cupang walaupun harganya rendah. Harga pasti akan berangsur- angusur naik seiring dengan membaiknya harga di pasar luar negeri. Mengubah jenis ikan hias yang dipelihara sebenarnya tidak terlalu mudah. Lingkungan pemeliharaan seperti airnya sudah spesifik untuk kehidupan cupang adu. Angka pH dan kesadahan (hardness) airnya sudah cocok untuk cupang adu.
Bila akan beralih ke jenis ikan lain, lingkungan pemeliharaannya pun perlu diubah. Ini disebabkan setiap jenis ikan hias membutuhkan pH dan kesadahan tertentu. Jika tidak diubah, mungkin saja ikan yang di pelihara akan tetap hidup, tetapi kualitas terbaik tidak pernah akan tercapai. Apa penyebab terjadinya fluktuasi harga cupang adu di luar negerin ? Munculnya fluktuasi harga karena terjadi perubahan cuaca di luar negeri. Di musim panas saat warga di daerah beriklim empat musim berlibur, permintaan ikan hias turun drastis. Namun, begitu musim panas berlalu, perlahan-lahan permintaannya menanjak dan mencapai puncaknya pada musim dingin.
Pola fluktuasi tersebut selalu terjadi setiap tahun di Amerika Serikat dan Eropa yang merupakan tujuan ekspor ikan hias terbesar di dunia, Amerika Serikat, misalnya, permintaannya berfluktuasi dengan pola yang dapat diprediksi secara agak pasti. Pada Januari – Maret, permintaan ikan hias meningkat tajam. Pada April, bisnis ikan hias masih tetap sebagus Maret karena musim dingin masih tetap berlangsung. Seandainya musim panas datang lebih cepat, permintaan bulan April ini akan mulai menurun hingga Juni.
Pada Juli – September, permintaan ikan hias kembali mulai meningkat dan akan semakin baik pada Oktober – Desember karena sedang musim dingin. Biasanya di akhir tahun, musim liburan di Amerika Serikat sangat banyak, seperti libur Natal dan Tahun Baru. Berdasarkan pengamatan selama 10 tahun, waktu liburan ini ternyata sangat berpengaruh terhadap permintaan ikan hias. Jika liburan tersebut jatuh pada hari minggu, permintaan hanya turun sedikit. Namun, jika hari libur bukan pada hari minggu atau pertengahan minggu, permintaan ikan hias merosot dua kali lipat.
Kebiasaan yang terjadi di negara tujuan ekspor ikan hias perlu diketahui secara jelas oleh penangkar maupun ekspartit cupang adu. Dengan mengetahui kebiasaan tersebut maka dapat diatur produksi cupang adu. Pengaturan ini sangat diperlukan agar produksinya tidak terlalu berlimpah saat permintaan turun. Hal ini secara otomatis akan menjaga turunnya harga. Oleh karena itu, kontinuitas tetap dipertahankan, tetapi volume produksi diatur sesuai prediksi permintaan pasar.