Canggih pemupukan padi menggunakan drone, mau uji coba ?

 

Mungkin anda sedikit aneh dengan kasus ini, drone adalah pesawat tanpa awak diaplikasikan untuk pertanian.

Hal ini dikembangkan di Desa Limbasari, Kecamatan Bobotsari, Purbalingga Kabupaten Purbalingga, Jawa Tenggah.

Teknologi ini taklain untuk memupuk areal persawahan lewat udara.

Pengembangan teknologi ini mencatat bahwa pertanian berkelanjutan dilakukan pertamakali di Indonesia sebagai pemupukan menggunakan teknologi drone, sebagai pemupukan lewat udara.

Menurut Bugiakso yang juga cucu menantu Jenderal Soedirman, Purbalingga dipilih menjadi lokasi peluncuran karena merupakan tempat kelahiran pahlawan nasional itu.

Hal ini dilakukan berkat kerjasama antara Yayasan Panglima Besar Jenderal Soedirman dengan PT Bumi Maringi Mukti selaku produsen pupuk organik cair yang diaplikasikan dan Look Heed Wuhan Research Institute Co.Ltd, Hubei, China selaku penyedia teknologi drone.

Uji coba pemupukan dilakukan pada areal tanaman padi berumur 35 hari seluas 23,5 hektare di areal sawah Kelompok Tani Mulyo, Desa Limbasari. Dengan varietas unggul lokal Tegal Gondo dan jenis pupuk berupa pupuk cair biomineral organik ‘Jenderalium’ yang berbahan dasar material vulkanis Gunung Merapi.

Teknologi ini merupakan solusi untuk petani lokal agar pekerjaan lebih mudah lagi, dalam segi waktu yang dikeluarkan dan tenaga tentu lebih hemat dibandingkan dengan manual.

Hasil uji coba yang sudah dilakukan pada 1 hektare hanya membutuhkan waktu 16 menit saja untuk menyemprotkan pupuk dengan drone. Jika berbicara biaya yang dikeluarkan dari jumlah yang dikeluarkan pupuk cair dan drone adalah Rp. 1,4 juta.

Apabila petani tidak mengikuti teknologi yang berkembang saat ini mungkin kita akan jauh tertinggal.

Namun hal ini memiliki kelemahan dari segi biaya dan penguasaan penggunaan drone, harga drone sangat mahal dan rata-rata tidak terjangkau oleh petani kita.

Tentu semua ingin melakukan hal yang sama dan mudah-mudahan teknologi ini dapat dirasakan oleh anda.