Akibat kenaikan harga cabai dan solusi harga cabai naik

Agrotani.com – Cabai mengalami kenaikan yang sangat tinggi, namun cabai harganya bisa turun juga, sejarah cabai bahkan sampai Rp200.000/kg pada tahun 2017 menyebabkan cabai masuk agenda pembicaraan nasional. Hal ini mengakibatkan laju inflasi nasionai. Kemungkinan menunjukkan bahwa cabai benar-benar merupakan komoditas sayuran yang sangar dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, permintaan cabai untuk industri juga terus meningkat seiring bertambahnya industri pengolahan bahan makanan yang menggunakan cabai sebagai bahan baku utamanya, seperti industri sambal, saus, dan mie instin.

Harga cabai sangat fluktuatif bahkan bisa dikatakan mempunyai harga ‘jam-jam-an”, artinya hampir setiap jam harga cabai di pasar induk akan berubah tergantung pasokan yang masuk.

Mengapa harga cabai terkadang sangar ‘murah’, namun dalam waktu yang singkat harga mahal ? Kalau diperhatikan secara mendalam, faktor yang menyebabkan harga cabai beberapa tahun terakhir seperti tahun 2017 lalu.

Cabai mahal
pixabay.com

Akibat kenaikan harga cabai dan solusi harga cabai naik

Berikut ini sebab harga cabai mahal :

1. Harga cabai turun pada waktu yang bersamaan, pada tahun-tahun sebelumnya harga cabai turun menyebabkan petani enggan menanam cabai mengakibatkan pasokan kekurangan dan tidak memenuhi permintaan pasar.

2) Pada musim hujan biasanya petani mengalami kendala pada penanaman dan mereka mengalami kebanjiran di lahan mereka, akibatnya petani mengalami kerugian (gagal panen).

3) Banyak areal pertanaman cabai di sentra penanaman cabai hibrida di Jawa terserang penyakit layu, busuk batang, dan anfiaknot-: sehingga permintaan pasar tidak dapat terpenuhi.

Selain ketiga hal itu masih ada faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga cabai. Selisih harga di tingkat petani penanam sampai ke harga jual di tingkat konsumen sekitar 45% bila lokasi penanaman dan penjualan secara eceran masih dalam satu kota. Namun, seandainya cabai berasal dari Brebes kemudian dipasarkan ke pasar induk Kramatjati Jakarta) maka harganya bisa melonjak lebih dari l00%.

Pada hari-hari mendekati Lebaran, harga cabai menjadi sangat tinggi. Biaya transportasi pada saat Lebaran sangar tinggi karena dibebani berbagai uang ‘siluman’ atau pungli di jalanan. Seandainya anda mengikuti perjalanan cabai dari Brebes ke Jakarta maka anda akan mengetahui betapa sering mobil pengangkut diberhentikan oleh oknum-oknum petugas dan sebanyak itu pula biaya ‘siluman’ harus dibayar di sepanjang jalan Brebes sampai Jakarta. Hal ini yang menyebabkan biaya transportasi menjadi sangat tinggi. Akibatnya biaya yang jauh akan dibebanken ke konsumen sehingga harga cabai pun menjadi tidak terkendali.

Harga jual cabai merah yang sangat tinggi itu tidak semata-mata karena permainan tengkulak belaka, melainkan akibat pasokan cabai (terutama di musim hujan) sangat kurang dan faktor-faktor lain seperti biaya ‘siluman’ ikut mempengaruhi tingginya harga cabai.

Harga cabai tidak selamanya akan sama pada bulan yang sama di tahun yang berbeda sehingga jangan dijadikan pedoman untuk waktu panen pada harga tertinggi. Namun, dapat dilihat bahwa pada awal musim hujan harga cabai cukup tinggi. Hal ini diduga karena beberapa daerah penanaman mengalami kesulitan air sehingga pasokan cabai berkurang.